PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI
KALANGAN REMAJA
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat
dipakai oleh bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
halus dalam ari bahasa yang baik jika diucapkan dengan nada,suara yang
baik.Tidak dengan nada yang keras,tidak dengan nada yang emosional tinggi dan
juga tidak dengan menggunakan nada yang sulit dimengerti oleh orang lain.
Bahasa Indonesia juga mempunyai tata urutan
katanya,kalau di negara inggris contohnya,biasa mereka menyebutnya (TENSES)
yang banyaknya sekitar ada 16 (enam belas) buah.Sedangkan bahasa Indonesia juga
mempunyai tata bahasa.Tata bahasa,bahasa indonesia mempunyai bentuk umum
seperti SPOK (Subjek predikat objek keterangan) yang tentunya disesuaikan
dengan kondisi dan situasi orang atau masyarakat tersebut jika ingin
menggunakannya.Biasanya kaum orang orang yang sudah lanjut usia/orang orang
dewasa sangat baik dalam menggunakan bahasa Indonesia tersebut,baik dalam
mengucapkan maupun menyampaikan kepada lawan bicaranya.Mereka selalu memperhatikan
baik buruknya perkataan mereka tersebut kepada lawan bicaranya.
Tetapi penggunaan
bahasa Indonesia dikalangan remaja sudah bercampur dengan bahasa atau
ejaan yang dipakai remaja tersebut kepada atau antar sesama remaja.Tetapi
penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini sudah baik,dalam
arti baik dalam menggunakan ejaan kata baik susunan/tata bahasa yang baik
seperti (SPOK diatas).Walaupun penggunaan bahasa Indonesia di kalangan
remaja sudah memperhatikan susunan kata yang baik,tetapi terkdang ada kata kata
bahasa asing yang mereka gunakan,seperti Confident,Eksis,Natural dan lain
sebagainya.Bahasa asing tersebut terkadang terpakai oleh kaum remaja,karena
mungkin mereka sudah terbiasa mereka gunakan pada percakapan sehari hari mereka.
Penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan remaja terkadang mereka gunakan dengan bahasa yang tidak baku.Memang
dalam bahasa Indonesia memiliki keanekaragaman ciri khas,yaitu bahasa baku
dan tidak baku,bahasa aktif dan bahasa pasif,Yang paling sering ditemukan
dikalangan remaja,adalah bahasa yang singkat atau ringkas
seperti (Bagaimana menjadi gimana),lalu (apakah menjadi
apa),(demikian menjadi sekian) dan banyak contoh lainnya.
Dikalangan remaja penggunaan
bahasa Indonesia yang baik terkadang berbeda dengan kalangan orang orang
yang lebih dewasa.Penggunaan bahasa Indonesia dikalangan remaja lebih
kepada bahasa yang non formal,sedangkan bahasa Indonesia yang digunakan
orang orang dewasa lebih menjurus kepada bahasa yang formal atau bahasa resmi.Tetapi
dari semua keanekaragaman cara pengucapan bahasa Indonesia yang ada di
negara Indonesia, semua itu mempunyai maksud dan tujuan yang sama atau
arti kata yang sama,dan juga tidak mengurangi sedikitpun tata ejaan atau tata
bahasa yang menjadi syarat bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menggunakan
Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Bahasa yang
benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah
untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.
Ciri – cirri ragam bahasa baku
adalah sebagai berikut :
1.Penggunaan
kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang
baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2.Penggunaan
kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak
gampang.
3.
Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa
Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti
aturan ini.
4.
Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada
lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku
adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa
daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta
/kalaw/ dan bukan /kalo/.
5.Penggunaan kalimat secara efektif.
Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele,
bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau
penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud
aslinya.
Contoh Menggunakan Bahasa Indonesia
Secara Baik dan Benar
- Bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia dengan
baik dan benar
Untuk
memahami bagaimana menggunakan bahasa indomesia dengan baik dan benar, terlebih
dahulu saya akan memberikan sedikit penjelasan. “Berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar” dapat diartikan sebagai pemakaian kata-kata dalam ragam bahasa
yang serasi dan selaras dengan sasaran atau tujuannya dan yang terlebih penting
lagi adalah mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Pernyataan “bahasa
Indonesia yang baik dan benar” mengacu pada ragam bahasa yang dimana memenuhi
persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan biasanya adalah dalam
bentuk bahasa yang baku.Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya yang sesuai
dengan situasi dan kondisi. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi
formal, penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas
utama dalam berbahasa. Seperti sudah saya jelaskan tadi, penggunaan bahasa
seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Masalah yang harus dihindari dalam
pemakaian bahasa baku antara lain adalah disebabkan oleh adanya gejala bahasa
seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang
tanpa kita sadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal seperti ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak sesuai dan tidak baik.
Contoh nyata dalam pertanyaan
sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku:
- Apakah kamu sedang mengerjakan tugas rumah saat
ini?
- Apa yang kamu kerjakan tadi di sekolah?
- Contoh ketika dalam dialog antara seorang
Orangtua dengan anaknya.
- Orangtua : Gerald! Apa yang sedang kamu lakukan?
- Gerald : Saya sedang bermain game. Ada apa, bu?
- Orangtua : Apakah kamu tidak belajar untuk ujian
besok?
- Gerald : Ya, akan saya lakukan setelah saya
selesai bermain game, bu.
Kata-kata diatas adalah kata yang
sesuai untuk digunakan dalam lingkungan sosial
Contoh lain yang saya kutip adalah
pada Pembukaan Undang-Undang Dasar antara lain :
Undang-undang
dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.Dari beberapa kalimat didalam
undang-undang dasar tersebut menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan
adalah bahasa yang sangat baku, dan itu merupakan pemakaian bahasa secara baik
dan benar.
Contoh lain,
seperti kegiatan sosialisasi yang dilakukan antara masyarakat. Contohnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan keheranan, keraguan atau kecurigaan. Ini
akan terlihat sangat aneh bila dalam komunikasi kita dalam bersosialisasi
dengan orang lain, kita menggunakan bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Bapak mau
menjual harga game ini?
(2) Apakah sayur ini
masih segar, berapa harganya bu, untuk sayuran ini?
Contoh di atas merupakan contoh
bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif
karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi
seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Jual berapa pak?
Game ini?
(4) Masih segar, bu?
Berapa harganya?
Contoh perbedaan antara bahasa
indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa
Indonesia
|
Bahasa
Gaul (informal)
|
Aku, Saya
|
Gue
|
Kamu
|
Elo
|
Di masa
depan
|
kapan-kapan
|
Apakah
benar?
|
Emangnya
bener?
|
Tidak
|
Gak
|
Tidak
Peduli
|
Emang gue
pikirin!
|
Dari contoh
diatas yang didapat adalah perbedaan penggunaan bahasa antara bahasa yang baku
dan non baku, dan dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisan
bahasa tersebut. Bahasa indonesia yang baik dan benar merupakan bahasa yang
mudah dipahami dan dimengerti, bentuk bahasa baku yang sah dibuat agar
secara luas masyarakat indonesia dapat berkomunikasi menggunakan bahasa
nasional.
Contoh
nyata, pada kutipan teks “SumpahPemuda” adalah sebagai berikut :
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
demikianlah bunyi dari alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepatutnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena bahasa juga merupakan faktor penting didalam konteks sumpah pemuda, oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat universal, sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas. Dan penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang baik dan benar.
“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
demikianlah bunyi dari alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi salah satu factor penting pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia, khusus nya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepatutnya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu berterima kasih lah kita terhadap “BAHASA”, karena bahasa juga merupakan faktor penting didalam konteks sumpah pemuda, oleh karena bahasa merupakan sesuatu hal yang bersifat universal, sehingga pemakainya menjadi mudah dan tepat pada saat seperti diatas. Dan penerimaannya juga baik, karena adanya pemakaian kata-kata yang baik dan benar.
Contoh lain
adalah paragraph dibawah ini, merupakan sebagian dari gaya bahasa yang dipakai
sesuai dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah dan bukan kata
popular dan bersifat objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat dan tepat.
Dalam
paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam
jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis.
Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah
efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun
dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya,
apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah,
tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan
lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini
memperkenalkan langkah-langkah pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda
bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca
Dan yang
menjadi kesimpulan adalah bahwa yang bisa kita pelajari dari semua ini adalah
Bahasa merupakan sebuah suatu karunia yang diberikan Tuhan pada manusia agar
manusia bisa memahami dan mengerti satu sama lain, menjadikannya sebagai alat
komunikasi yang dasar dan sentral dan disamping itu bisa menjadi kekuatan
tersembunyi dalam mempersatukan suatu hal dalam penggunaannya, dan ada baiknya
jika dalam penggunaannya, kita memakai bahasa yang baik dan benar, sehingga
bahasa yang kita sampaikan terlihat sesuai .
Tidak ada komentar :
Posting Komentar