Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar.
Seseorang yang tidak bisa merasa marah -tidak bisa disebut penyabar; karena dia hanya tidak bisa
marah.
Sedang seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk tetap
berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar.
Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu-sulit, Anda sangat tepat; karena kesabaran
kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang
membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.
Kesabaran bukanlah sebuah sifat, tetapi sebuah akibat.
Perhatikanlah bahwa kita lebih sering menderita karena kemarahan kita, daripada karena hal-hal
yang membuat kita merasa marah. Perhatikanlah juga bahwa kemarahan kita sering melambung
lebih tinggi daripada nilai dari sesuatu yang menyebabkan kemarahan kita itu, sehingga kita sering
bereaksi berlebihan dalam kemarahan.
Hanya karena Anda menyadari dengan baik –tentang kerugian yang bisa disebabkan oleh reaksi
Anda dalam kemarahan, Anda bisa menjadi berhati-hati dalam bereaksi terhadap apa pun yang
membuat Anda merasa marah. Kehati-hatian dalam bereaksi terhadap yang membuat Anda marah
itu lah yang menjadikan Anda tampil sabar.
Kemarahan adalah sebuah bentuk nafsu.
Nafsu adalah kekuatan yang tidak pernah netral, karena ia hanya mempunyai dua arah gerak; yaitu
bila ia tidakmemuliakan,pasti ia menghinakan.
Nafsu juga bersifat dinamis, karena ia menolak untuk berlaku tenang bila Anda merasa tenang. Ia
akan selalu memperbaruhi kekuatannya untuk membuat Anda memperbaruhi kemapanan Anda.
Maka perhatikanlah ini dengan cermat; bila Anda berpikir dengan jernih dalam memilih tindakan dan
cara bertindak dalam kemarahan, nafsu itu akan menjadi kekuatan Anda untuk meninggalkan
kemapananAndayang sekarang -untuk menuju sebuah kemapanan baru yang lebih tinggi.